Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jurnal Refleksi Minggu Ke-21 Calon Guru Penggerak

 

Jurnal Refleksi Minggu Ke-21 Calon Guru Penggerak
Jurnal refleksi minggu ke-21 ini saya susun dengan menggunakan model 4C ⟮Connection, challenge, concept, change), yaitu:

  1. Connection : Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru
    Penggerak?
  2. Challenge : Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik
    yang Anda jalankan selama ini?
  3. Concept : Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting
    untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi
    Guru Penggerak?
  4. Change : Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan
    materi pada hari ini?

Berikut ini Jurnal Refleksi Minggu Ke-21 Calon Guru Penggerak.

Jurnal Refleksi Minggu Ke-21

Mempelajari modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya sangat penting dalam menjalankan peran sebagai calon guru penggerak. Untuk menjadi pemimpin pembelajaran, saya harus menggunakan pendekatan berbasis aset, yaitu mengoptimalkan aset yang dimiliki sekolah untuk mengembangkan potensi murid. Dalam menggerakkan komunitas praktisi, cara pandang yang digunakan seharusnya apa potensi, kekuatan, dan sumber daya yang dimiliki oleh komunitas untuk pengembangan diri anggota komunitas. Agar dapat menjadi coach bagi guru lain dan menjalin kolaborasi antar guru, idealnya melihat kelebihan setiap guru yang bisa dikembangkan untuk saling melengkapi dengan guru lain, sehingga visi memerdekakan belajar murid bisa dilaksanakan. Dengan melihat kelebihan, potensi, dan bakat murid, saya akan mampu mendorong murid menjadi mandiri dan mampu menjadi pemimpin.

Selama ini, dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lainnya di sekolah, saya dan rekan sejawat lebih banyak berpikir berbasis masalah. Sehingga yang lebih banyak kami lihat adalah kelemahan, kekurangan, dan kesalahan. Mulai dari murid yang bermasalah, tidak mengerjakan tugas, tidak mampu menjawab soal saat ulangan, tingkah laku murid tidak baik, pembagian tugas tidak sesuai, sarana sekolah yang kurang memadai, dan layanan kepegawaian kurang memuaskan. Program yang disusun dan tindakan yang akan dilaksanakan hanya mengacu pada pemecahan masalah yang ditemukan. Hal ini berdampak pada aset dan modal yang dimiliki sekolah belum termanfaatkan dengan optimal. Visi sekolah yang disusun belum bisa direalisasikan karena masih menghadapi masalah yang ditemui.

Pembelajaran pada modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya memberikan saya pengetahuan tentang sekolah sebagai sebuah ekosistem, faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah, pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, Pengembangan Komunitas Berbasis Aset ⟮PKBA), dan tujuh aset sekolah. Sekolah sebagai sebuah ekosistem adalah pola interaksi antara faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik ekosistem sekolah adalah murid, kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, tenaga kependidikan, orang tua murid, komite sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Faktor abiotik ekosistem sekolah adalah sarana dan prasarana, serta keuangan sekolah. Pendekatan berbasis masalah akan fokus pada kekurangan, kelemahan, dan yang tidak bekerja dengan semestinya, sehingga fokusnya pada hal-hal negatif. Sementara pendekatan berbasis aset merupakan cara praktis menemukan dan memanfaatkan hal-hal positif dalam komunitas, kekuatan yang dimiliki, inspirasi, dan potensi yang positif. PKBA menggunakan pendekatan berbasis aset dalam mengembangkan komunitasnya, yang digerakkan oleh seluruh anggota komunitas. Tujuh modal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah adalah modal manusia, sosial, lingkungan, fisik, politik, finansial, serta agama dan budaya.

Setelah mendapatkan pembelajaran ini, pandangan saya pada pengembangan sekolah mulai berubah. Saya tidak lagi memandang sesuatu dari sudut pandang negatif, misalnya kekurangan, kelemahan, hal yang tidak bekerja, dan masalah. Saya mulai memandang sekolah dari sudut pandang potensi, kekuatan, kelebihan, dan aset yang dimiliki. Pengembangan sekolah yang ramah anak, memerdekakan belajar murid, dan mengoptimalkan pengembangan potensi murid akan dilakukan dengan berfokus pada hal positif yang dimiliki, seperti aset, kekuatan, dan potensi sekolah.

Jurnal Refleksi Minggu Ke-21 Calon Guru Penggerak

Demikian Jurnal Refleksi Minggu Ke-21, semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Jurnal Refleksi Minggu Ke-21 Calon Guru Penggerak"