Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Eksplorasi Konsep-Prinsip Pengambilan Keputusan

Eksplorasi Konsep-Prinsip Pengambilan Keputusan

Pada bagian ini, CGP diajak untuk memilih satu dari empat kasus tentang pengambilan keputusan yang mengandung dilema, meminta tanggapan rekan sejawat, kemudian menganalisisnya.

Berikut kasus yang dipilih.

Kasus 2.

Anda adalah Kepala Sekolah di SMA Tunas Gemilang.  Pak Doddy adalah seorang guru Matematika di sekolah yang Anda pimpin. Ia adalah guru yang kompeten dan memiliki semangat belajar yang tinggi.  Ia menguasai bidang yang diajarkan dan metode mengajarnya juga mudah dimengerti oleh murid-murid, namun ia memiliki beberapa masalah dalam pengendalian emosi dan pengelolaan waktu.  Beberapa kali  Anda mendapat keluhan baik dari murid-murid maupun orang tua murid bahwa Pak Doddy kerap marah-marah pada murid-muridnya ketika ia kecewa pada sikap atau kinerja mereka.  Anda telah menyampaikan keluhan-keluhan tersebut pada Pak Doddy dan membimbingnya untuk memperbaikinya. Pak Doddy juga kerap kali terlambat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat soal ujian, dan juga mengisi nilai raport siswa. Kejadian terakhir, Pak Doddy terbukti memanipulasi laporan keuangan kepanitiaan kegiatan study tour ke Yogya, dimana ia menjadi bendaharanya. Akhirnya di akhir tahun ajaran, Anda memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja Pak Doddy.

Pak Doddy dapat menerima keputusan sekolah. Ia segera mencari pekerjaan baru dengan melamar ke beberapa sekolah. Pak Doddy juga secara personal meminta Anda untuk memberikan rekomendasi bila ada sekolah yang memintanya. Anda pun mengiyakannya. Pada suatu hari, Anda mendapat email dari bagian Sumber Daya Manusia/SDM, SMA Cahaya Hati yang meminta Anda mengisi lembar rekomendasi mengenai kinerja Pak Doddy sehubungan dengan lamaran Pak Doddy ke sekolah tersebut sebagai Koordinator Guru Matematika. Di formulir itu ada beberapa pertanyaan tentang pengendalian emosi, pengelolaan waktu, juga tentang integritas.

Anda paham betul bahwa kalau Anda mengisi dengan sebenar-benarnya, Pak Doddy tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Padahal sekolah tersebut adalah sekolah yang baik dan posisi yang dituju adalah posisi yang baik. Anda juga tahu, sebagai kepala keluarga dengan istri yang tidak bekerja dan 3 anak yang masih kecil-kecil, Pak Doddy sangat membutuhkan pekerjaan ini. Apa yang akan  Anda lakukan? Apakah Anda akan mengisi form tersebut dengan apa-adanya, atau akan anda buat sedikit lebih baik dari fakta yang terjadi? Apa yang akan menjadi pertimbangan ketika Anda melakukan itu?

Tanggapan dari rekan sejawat di sekolah:

Pengambilan Keputusan seperti apa yang diajukan oleh rekan kerja Anda?

Rekan saya memilih mengisi lembar rekomendasi untuk pak Doddy lebih baik daripada fakta yang sebenarnya, mengingat secara akademik pak Doddy memiliki kelebihan pada kompetensi profesional dan pedagogik. Pertimbangan lain adalah pak Doddy memiliki tanggungan istri dan anak yang membutuhkan biaya. Lagi pula, dengan dikeluarkan dari SMA Tunas Gemilang, sudah memberikan konsekuensi atas kesalahan pak Doddy selama ini.

Bila Anda berada dalam situasi di mana Anda adalah rekan dari guru yang ada di studi kasus 1/2/3/4, apakah yang akan Anda lakukan? Berbedakah jalan keluar Anda dengan rekan guru Anda?

Jika saya berada dalam situasi menjadi atasan Pak Doddy, saya akan mengambil keputusan untuk mengisi lembar rekomendasi dari SMA Cahaya Hati atas pak Doddy, dengan memberikan nilai lebih baik daripada fakta yang sebenarnya. Senada dengan pendapat rekan saya di sekolah, pak Doddy sudah mendapat konsekuensi atas kesalahannya dengan dikeluarkan dari SMA Tunas Gemilang. Dengan memberikan rekomendasi yang lebih baik, berarti sudah membantu Pak Doddy untuk mendapatkan pekerjaan, apa lagi beliau memiliki tanggungan istri yang tidak bekerja dan 3 anak kecil. 

Kira-kira rekan kerja Anda mengambil keputusan seperti yang diambil karena berlandaskan prinsip yang mana dari ketiga prinsip dilema etika? Kira-kira bagaimana prinsip Anda sendiri?

Rekan saya mengambil keputusan berdasarkan prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli ⟮Care Based Thinking). Prinsip ini mengajak diri pengambil keputusan untuk memberikan batasan diri dan berpikir tentang orang lain. Prinsip yang saya ambil di posisi tersebut adalah Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Saya turut berempati kepada Pak Doddy, bagaimana jika saya berada di posisi beliau.

Dari ketiga prinsip dilema etika ini, apakah yang tidak terduga atau menarik dari ketiga prinsip ini?

Yang menarik dari prinsip ini adalah ketiga prinsip sama-sama benar menurut sudut pandang yang dipergunakan, tetapi masing-masing memiliki kekurangan. Prinsip berpikir berbasis hasil akhir, menggunakan prinsip mana yang menghasilkan kebaikan bagi banyak orang, tetapi belum tentu dapat memikirkan semua konsekuensi yang terjadi dari keputusan yang diambil. Berpikir berbasis peraturan, seringkali membuat pengambil keputusan berbuat hanya berdasarkan peraturan, tanpa memandang rasa kemanusiaan. Berpikir berbasis rasa peduli, kadangkala akan membuat pihak yang terlibat melanggar peraturan. Pengambil keputusan tidak hanya berpikir tenatng keputusan yang benar, tetapi mana yang terbaik dari pilihan-pilihan yang benar.

Pertanyaan-pertanyaan apakah yang masih mengganjal atau ingin Anda ketahui lebih lanjut tentang 3 prinsip dilema etika?

Bagaimana cara mengambil keputusan yang baik tanpa ada prinsip yang dilanggar?

Salam dan Bahagia.


Post a Comment for "Eksplorasi Konsep-Prinsip Pengambilan Keputusan"