Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Refleksi Terbimbing-Coaching

 

2.3.a.6. Refleksi Terbimbing - Memahami Lebih Dalam Teknik Coaching Yang Efektif Dalam Optimalisasi Pengembangan Kompetensi Pendidik dan Murid
Inilah saatnya saya merenung, mengingat kembali, dan melakukan refleksi mendalam mengenai hal-hal yang telah saya pelajari pada modul 2.3 Coaching ini. 

1. Sebelum mempelajari modul ini, saya pikir bahwa coaching

adalah kegiatan untuk membantu murid dalam memahami suatu materi/tugas, melatih murid suatu keterampilan, atau menemukan solusi dari masalah murid dalam pelajaran, hubungan sosial di sekolah dan luar sekolah, dengan cara memberikan saran, pendapat, tips, pengalaman, maupun solusi.

Saya merasa bahwa coaching

dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, oleh siapa saja, dengan memberikan solusi, tips, saran, dan pendapat sesuai pengalaman coach, tanpa perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah, menggali potensi coachee, menentukan rencana aksi dan komitmen, serta coachee bisa langsung menerapkan solusi yang diberikan oleh coach. 

2. Setelah mempelajari modul ini, saya pikir bahwa coaching

sebagai bentuk kemitraan bersama antara coach dan coachee untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh coachee melalui proses komunikasi asertif yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif coachee sehingga dapat menemukan solusi terbaik dari masalahnya dan  berkomitmen menjalankan solusi yang direncanakan.

Saya merasa bahwa coaching

merupakan proses untuk mendewasakan coachee dalam menghadapi masalah, menemukan solusi terbaik berdasarkan potensi dan kekuatan yang dimilikinya, dan mengajarkan coachee untuk berkomitmen menjalankan rencana yang disusunnya.

3. Dari teknik keterampilan coaching yang saya pelajari, teknik yang perlu saya kembangkan dan latih adalah

Keterampilan berkomunikasi asertif

Karena

Saya merasa belum memiliki kemampuan berkomunikasi asertif yang mumpuni untuk melakukan coaching dengan baik. Komunikasi merupakan kunci melakukan coaching. Dengan komunikasi asertif, saya akan dapat menciptakan suasana yang nyaman agar coachee dapat mengungkapkan masalahnya. Komunikasi asertif juga dapat membuat saya mampu menjaga hubungan baik dengan rekan, menyampaikan pendapat dengan baik tanpa menyinggung lawan bicara, memahami inti pembicaraan lawan bicara, dan memberikan respons yang tepat.

Kendala yang saya hadapi ketika melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching dalam Komunitas Praktisi adalah

Ada rasa kurang percaya diri dalam berkomunikasi dengan rekan sejawat, ada rasa kurang nyaman dalam memberikan tangapan, apalagi jika menyangkut masalah dengan atasan, dan seringkali terburu-buru dalam memberikan respons sehingga respons yang tersampaikan kurang tepat.

Upaya yang saya lakukan dalam menghadapi kendala tersebut adalah 

Mencoba menjadi pendengar yang baik, memberikan respons dengan hati-hati terhadap setiap pernyataan rekan. Saya harus mengelola emosi dan mengelola diri agar respons yang saya sampaikan tepat. Saya juga perlu banyak belajar dan berlatih berkomunikasi, dengan guru senior, atasan, sesama CGP, dan praktisi melalui berbagai sumber. Dalam menyelesaikan masalah terkait atasan, saya akan melihat situasi yang dihadapi dari sisi yang berbeda sehingga dalam membantu menemukan solusi, tidak menghakimi salah satu pihak.

Demikian hasil renungan singkat saya untuk menjawab pertanyaan dalam Refleksi Terbimbing. Semoga Bermanfaat.

Post a Comment for "Refleksi Terbimbing-Coaching"