Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jurnal Refleksi Minggu Ke-15 Calon Guru Penggerak

Jurnal Refleksi Minggu Ke-15
Jurnal rekfeksi minggu ini saya susun dengan menggunakan model DEAL ⟮Description, Examination and Articulation of Learning). Berikut ini paparan saya mengenai pengalaman belajar selama satu minggu.

Jurnal Refleksi Minggu Ke-15

Perjalanan Pendidikan Guru Penggerak saat ini telah sampai pada minggu ke-16. Saat ini, kami mempelajari modul 2.3 Coaching. Saya bersama rekan-rekan CGP melakukan eksplorasi konsep secara mandiri, forum diskusi eksplorasi konsep, ruang kolaborasi Latihan coaching, dan ruang kolaborasi praktik coaching. Dalam eksplorasi konsep mandiri, saya membaca materi tentang konsep coaching, definisi coaching, mencermati video sang kancil dan burung hantu, video tentang komunikasi asertif, menjadi pendengar aktif, bertanya efektif, dan memberi umpan balik positif, serta coaching model TIRTA. Banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan, di samping ada beberapa yang telah saya lakukan secara rutin. Dalam forum diskusi eksplorasi konsep, kami menjawab pertanyaan berdasarkan pengamatan terhadap videopraktik coaching model TIRTA, kemudian saling berbagi pengalaman, pendapat, saran, dan masukan. Tujuannya untuk saling menguatkan pemahaman CGP. Pada pembelajaran ruang kolaborasi, CGP didampingi oleh fasilitator dalam mempelajari kasus yang ada di sekolah, yaitu kasus antar siswa, antara siswa dengan guru, dan antara guru dengan kepala sekolah dan pengawas. Kami bergiliran menjadi coach, coachee, dan pengamat dalam mempraktikkan coaching model TIRTA secara virtual. Selain kegiatan pembelajaran di LMS, minggu ini saya juga merancang kegiatan aksi nyata untuk modul 2.2 Pebelajaran Sosial dan Emosional, yaitu melakukan praktik mengajar dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi pembelajaran sosial dan emosional.

Pengalaman yang saya dapatkan pada pembelajaran minggu ini sangat banyak dan akan sangat berguna dalam melaksanakan tugas di sekolah. Misalnya, komunikasi asertif, sangat berguna dalam memjalin hubungan dengan rekan kerja, atasan, siswa, maupun masyarakat. Dalam komunikasi asertif, saya belajar bagaimana mendengarkan lawan bicara sekaligus mengungkapkan pendapat dengan baik, santun, tanpa menyinggung lawan bicara. Teknik bertanya efektif, memberikan saya pengalaman bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi, mengali potensi, menjabarkan rencana, dan menuntun tanggung jawab. Menjadi pendengar aktif, sangat penting untuk diterapkan dalam berkomunikasi untuk membuat lawan bicara merasa nyaman, merasa diperhatikan, sekaligus kita dapat menyimak, memahami, dan memberi respons atas hal yang diungkapkan. Respons yang diberikan akan berguna bagi lawan bicara jika diberikan dalam bentuk umpan balik positif. Semua keterampilan yang dipelajari, mendukung penguasaan pada coaching model TIRTA. Caching model TIRTA yang dilaksanakan dengan baik akan dapat membantu peserta didik mengetahui potensinya, menentukan rencana solusi dan mengambil tangung jawab. Hal ini penting dalam menjalankan peran sebagai guru yang menuntun murid guna mencapai kemandirian dalam hidup.

Setelah mempelajari coaching model TIRTA, saya tertarik untuk mencoba menerapkannya dalam membantu murid menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Coaching model TIRTA sangat berbeda dengan praktik konseling maupun mentoring yang selama ini diterapkan di sekolah. Dalam konseling, konselor berperan menggali masalah yang telah dilalui oleh klien, sedangkan dalam mentoring, mentor memberikan tips-tips mengatasi masalah berdasarkan pengalaman mentor. Sementara dalam coaching model TIRTA, coach tidak memberikan solusi secara langsung, tetapi menggali dari dalam diri coachee, potensi/kekuatan apa yang dapat dikembangkan guna menjadi solusi. Di sinilah keterampilan komunikasi dan bertanya efektif akan sangat berguna. Dalam meningkatkan kemampuan saya melakukan coaching, saya akan belajar dari rekan guru senior, kepala sekolah, rekan CGP, maupun dari media internet yang memberikan banyak contoh coaching. Saya akan mengasah kemampuan coaching, baik dengan murid maupun dengan rekan guru yang memiliki masalah. Harapannya, saya dapat membantu mereka mengidentifikasi masalah, menemukan potensi diri, merancang rencana solusi, dan komitmen dalam menjalankan rencana.

Demikian jurnal saya minggu ini, semoga bermanfaat. Salam dan Bahagia

Post a Comment for "Jurnal Refleksi Minggu Ke-15 Calon Guru Penggerak"