Eksplorasi Konsep-TIRTA Sebagai Model Coaching
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP mendemonstrasikan pemahaman mengenai model coaching TIRTA
- CGP mengidentifikasi langkah-langkah dalam model coaching TIRTA
TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will.
- Goal ⟮Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini
- Reality ⟮Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee.
- Options ⟮Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.
- Will ⟮Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.
Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.
TIRTA kepanjangan dari
T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.
Tugas Anda adalah menuntun atau membantu murid ⟮coachee) menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat perkembangan potensi dalam dirinya.
Dengan demikian, bagaimana cara Anda menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.
Tujuan Umum
TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan Umum ⟮Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee). Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang ⟮dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:
- Apa rencana pertemuan ini?
- Apa tujuannya?
- Apa tujuan dari pertemuan ini?
- Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?
- Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?
Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.
Identifikasi
Identifikasi ⟮Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi). Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:
- Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?
- Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?
- Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan
- Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?
- Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?
- Apa solusinya?
Rencana Aksi
Rencana Aksi ⟮Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)
- Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
- Adakah prioritas?
- Apa strategi untuk itu?
- Bagaimana jangka waktunya?
- Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?
- Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?
TAnggungjawab
TAnggungjawab ⟮Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)
- Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?
- Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?
- Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?
Dengan menjalankan metode TIRTA ini, harapannya seorang guru dapat semakin mudah dapat menjalankan perannya sebagai coach. Gambar model TIRTA berikut ini dapat membantu Anda agar lebih terarah dalam melakukan sesi coaching.
Dari semua langkah dalam model TIRTA, langkah manakah yang menurut Anda paling menantang? Mengapa?
Dari semua langkah dalam model TIRTA, langkah yang menurut saya paling menantang adalah Tujuan Umum. Tujuan Umum adalah langkah awal dalam proses coaching model TIRTA. Tujuan merupakan harapan yang ingin dicapai oleh coachee. Dengan menyepakati bersama tujuan yang ingin dicapai, baik coach maupun coachee memiliki komitmen bersama untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini penting karena menjadi tolok ukur keberhasilan coaching. Dengan tujuan yang tepat, nyata, dan terukur, coach akan mampu mengarahkan coachee untuk mengoptimalkan potensinya guna mencapai tujuan tersebut.
Kendala apakah yang mungkin akan Anda hadapi ketika Anda menggunakan langkah-langkah dalam model TIRTA ketika berupaya melakukan sesi coaching dengan murid Anda di sekolah?
- Kurang terbukanya coachee dalam menyampaikan kondisi/masalah yanng dihadapi, akan membuat coaching menjadi terhambat. DI sinilah pentingnya keterampilan komunikasi asertif dan teknik bertanya yang dimiliki oleh coach menjadi penting untuk membuat coachee terbuka menyampaikan kondisinya.
- Kemungkinan tujuan umum tidak dipahami dengan baik oleh coach dan coachee, sehingga terjadi kesalahpahaman dalam proses selanjutnya.
- Kemungkinan coachee sulit mengemukakan rencana aksi yang akan dikerjakan. Hal ini memerlukan kepiawaian coach untuk menggali potensi, kekuatan, daya dukung, dan tujuan yang ingin dicapai oleh coachee.
- Ada kemungkinan Tanggung jawab dan komitmen yang telah disepakati, tidak dilaksanakan oleh coachee atau pihak lain yang terlibat.
Selamat bereksplorasi. Salam dan Bahagia.
Sumber: Modul Pendidikan Guru Penggerak.
model tirta itu karya siapa yaa
ReplyDeleteTirta sendiri adalah bahasa sanskerta dengan arti air...Model tirta adalah suatu model yang menganalogikan alur air (dari hulu ke hilir) sebagai alurnya...penciptanya pastinya adalah tim penyusun modul yang mengangkat alur tirta itu sendiri jadi bukan perorangan. menurut saya seperti itu. semoga membantu
Delete