Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Refleksi Terbimbing-Budaya Positif

Refleksi Terbimbing-Budaya Positif

Pembelajaran keempat dalam Modul 1.4 Budaya Positif adalah Refleksi Terbimbing. Dalam pembelajaran ini, CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan tentang pemahaman, pengalaman, dan rencana tindakan setelah mempelajari modul.

Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Saya telah memahami konsep inti pada modul Budaya Positif, yaitu Disiplin Positif, Posisi Kontrol Guru, Kebutuhan Dasar Manusia, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi. Hal menarik bagi saya adalah posisi kontrol guru. Selama ini, saya belum menerapkan posisi manajer dalam menangani permasalahan siswa. Siswa yang mengalami masalah disebabkan karena dia ingin memenuhi kebutuhannya. Siswa harus diingatkan pada keyakinan kelas yang disepakati, untuk menemukan solusi permasalahan. Di luar dugaan, segitiga restitusi dalam menyelesaikan masalah membuat siswa menjadi lebih kuat keyakinannya, bisa mengambil pelajaran dari masalah,sekaligus memperbaiki diri.Melalui restitusi, hubungan siswa dengan pihak yang bermasalah dipulihkan, dan fokus guru adalah menguatkan karakter siswa.

Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti  tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda.

Dalam membuat kesepakatan kelas, sedapat mungkin saya menggunakan keyakinan yang sifatnya universal, seperti Bertanggung jawab, Mandiri, Menjaga kebersihan, Tepat Waktu. Dalam menyelesaikan masalah siswa, saya memandang siswa sebagai pribadi yang unik, yang memiliki potensi dan kebutuhan berbeda-beda sehingga solusi masalah juga berbeda tergantung keyakinan siswa untuk memperbaiki diri. 

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu.

Guru Bahasa Inggris, Bu Yuni pernah melapor tentang siswa yang tidak mengerjakan tugas, terlihat berbicara dan bercanda dengan temannya ketika guru Ibu Yuni memberi penjelasan. Siswa tersebut adalah Budi dan Ayu. Setelah ditanya alasan tidak mengerjakan tugas, mereka menjawab tidak bisa. Ibu Yuni mendekati mereka dan meminta agar memperhatikan ketika guru menjelaskan serta mengerjakan tugas yang diberikan. Mereka menjawab seadanya dan terlihat malas-malasan. 

Untuk menyelesaikan masalah itu, saya mengajak kedua siswa ke ruang guru untuk berbicara mengenai solusi masalah. Saya menanyakan apakah benar yang dilaporkan bu Yuni? Budi menjawab bahwa Ayu yang memulai lebih dahulu, tetapi menurut Ayu, dia hanya bertanya tetapi dijawab dengan gurauan. 

Saya menanyakan peraturan yang mereka langgar, dan konsekuensinya apa?

Ayu menjawab bahwa peraturan yang dilanggar adalah menjaga ketertiban. Konsekuensinya adalah mengerjakan tugas yang belum selesai dikerjakan pada waktu istirahat.

Posisi yang saya lakukan pada saat itu adalah posisi pemantau. Di posisi ini, saya meminta siswa melihat apa yang dilakukan, peraturan yang dilanggar, dan konsekuensi yang ditimbulkan.

Perubahan  apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Perubahan yang terjadi pada cara berpikir saya adalah  cara memandang siswa yang bermasalah. Sebelumnya, saya lebuh memandang siswa bermasalah sebagai sumber masalah, sehingga perlu diberikan konsekuensi. Setelah mempelajari modul ini, saya lebih memandang siswa bermasalah karena memiliki kebutuhan yang ingin dipenuhi. Siswa tidak perlu diberi hukuman, tetapi dikuatkan keyakinannya untuk perbaikan diri ke depan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Modul ini snagat penting bagi saya sebagai individu dan sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai individu, mengetahui budaya positif sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan, seperti teori kontrol dan pemenuhan kebutuhan. Sebagai pemimpin pembelajaran, memahami budaya positif sangat penting untuk dterapkan di kelas, yaitu keyakinan kelas. Dalam menyelesaikan masalah siswa, teori kebutuhan manusia, posisi kontrol dan segitiga restitusi sangat penting diterapkan.

Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Yang bisa dilakukan untuk membuat dampak di lingkungan kelas dan sekolah adalah menyepakati keyakinan kelas dengan siswa dan mengajak siswa menerapkan keyakinan kelas dalam kegiatan pembelajaran. Dalam menyelesaikan masalah siswa, saya bisa menerakan posisi manajer, yaitu melihat kebutuhan yang diperlukan siswa, menanyakan keyakinan, dan mengajak siswa mencari solusi untuk perbaikan diri. Prinsip segitiga restitusi juga bisa diterapkan dalam menangani siswa bermasalah.

Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Hal-hal yang menurut saya penting untuk dipelajari dalam menciptakan budaya positif adalah nilai positif dalam budaya lokal, seperti dalam budaya Bali dikenal adanya Tri Hita Karana dan Tri Kaya Parisuda. Tri Hita Karana artinya tiga hubungan baik dan harmonis, yaitu Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, Hubungan yang harmonis antara sesame manusia, dan Hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan. Tri Kaya Parisuda artinya Tiga hal baik, yaitu berpikir baik, berkata baik, dan berbuat baik.

Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini?

Langkah awal yang diambil setelah mengikuti pembelajaran modul Budaya Positif adalah mengajak siswa menyepakati keyakinan kelas dengan cara menggali budaya-budaya positif yang telah diterapkan. Setelah terciptanya Keyakinan Kelas, saya mengajak siswa untuk mengamalkannya dalam kegiatan di kelas dan sekolah.

Demikian refleksi terbimbing ini, semoga bermanfaat.

Salam dan Bahagia.

Post a Comment for "Refleksi Terbimbing-Budaya Positif"