Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jurnal Refleksi Minggu Ke-2 Calon Guru Penggerak

 

Jurnal Refleksi Minggu Ke-2 Calon Guru Penggerak

Pada minggu kedua ini, saya membuat Jurnal Refleksi dengan menggunakan Model Enam Topi ⟮Six Thinking Hats⟯. Model Six Thinking Hats diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1985. 

Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi mewakili cara berpikir yang berbeda; beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara kita berpikir. Karena itu, dengan semakin sering melatih keenam “topi”, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. Keenam topi tersebut berikut penggunaannya dalam jurnal refleksi adalah:

Model enam topi

  1. Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini.
  2. Topi merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok.
  3. Topi kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.
  4. Topi hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas.
  5. Topi hijau: jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut.
  6. Topi biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 

Jurnal Refleksi Minggu Kedua Calon Guru Penggerak yang saya susun adalah sebagai berikut.

Jurnal Refleksi Minggu Kedua

Kegiatan minggu ini masih mendalami modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara. Pada minggu kedua ini saya mengikuti kegiatan Ruang Kolaborasi-Unggah Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam LMS. Dalam kegiatan ini, saya menyempurnakan hasil presentasi Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara kemudian mengunggahnya pada LMS. Keesokan harinya adalah kegiatan Refleksi Terbimbing-Presentasi Kerangka Filosofis 'Merdeka Belajar', dengan menjawab empat pertanyaan pemantik yang jawabannya dibuat dalam bentuk narasi sesuai pengalaman belajar, pemikiran, dan perpektif ke depan. Pembelajaran berikutnya dalam alur MERRDEKA adalah Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya. Dalam demonstrasi kontekstual ini saya membuat komik tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam implementasinya di kelas. Pembelajaran terakhir minggu ini adalah Elaborasi Pemahaman, yaitu Konferensi ‘Pemikiran Ki Hadjar Dewantara’ oleh Perguruan Taman Siswa dan sekolah Sanggar Anak Alam ⟮Salam⟯ Yogyakarta yang sudah menerapkan Merdeka Belajar melalui pertemuan virtual.

Saya sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran minggu ini, meskipun saya juga sempat merasa cemas. Dalam sesi asinkron, saya dapat menyesuaikan waktu mengikuti pelajaran dengan kegiatan saya. Kecemasan saya bersumber pada pikiran bisa atau tidaknya menyelesaikan tugas tepat waktu. Dalam sesi sinkron, saya menjadi lebih bersemangat karena ada pemaparan materi dari narasumber dan diskusi. Saya merasa belum mampu menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara secara sempurna dalam pembelajaran di kelas.

Pembelajaran di LMS memberikan pengalaman positif bagi saya, yaitu kemandirian, berpikir kritis, kreativitas, berkolaborasi, berbagi pengalaman, dan memperoleh inspirasi dari narasumber ahli. Topik filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini. Semua pengalaman positif yang diperoleh sangat berguna untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.

Tantangan yang saya hadapi ketika mengikuti kegiatan ini adalah saya harus bisa menyelesaikan berbagai tugas dalam waktu bersamaan, misalnya mengajar, mengerjakan tugas administratif, dan mengerjakan tugas pada LMS. Dalam mengerjakan tugas yang saya pilih berupa komik, hambatan yang ditemui adalah saya kurang mahir dalam menggunakan canva ⟮laman untuk mendesain komik⟯. 

Setelah menghadapi tantangan dan kendala, saya  merefleksi diri untuk menemukan cara mengatasinya. Adapun langkah yang saya ambil adalah dengan manajeman waktu dan menggunakan skala prioritas, saya dapat mengerjakan semua tugas tepat waktu. Kendala kurang mahirnya dalam menggunakan canva diantisipasi dengan cara mencari tutorial canva di internet, kemudian mencoba mengaplikasikan pada tugas yang dibuat.

Berdasarkan paparan di atas, saya sebagai calon guru penggerak merasa pembelajaran yang dilaksanakan dalam LMS memberikan banyak pengalaman yang bermakna yang dapat diterapkan di sekolah. Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dengan pembelajaran yang mengacu kecakapan abad 21 ⟮kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif⟯ yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila dan budaya lokal memperkuat keyakinan diri saya untuk melaksanakan merdeka belajar guna mewujudkan profil pelajar pancasila.

Salam dan Bahagia.

1 comment for "Jurnal Refleksi Minggu Ke-2 Calon Guru Penggerak"