Jurnal Refleksi Minggu Ke-1 Calon Guru Penggerak
Setiap minggu, Calon Guru Penggerak wajib membuat Jurnal Refleksi Mingguan. Dalam pembelajaran daring pada Pendidikan Guru Penggerak, jurnal yang ditulis setiap minggu ini menjadi media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan. Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, CGP akan terdorong untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilatih dan uji-cobakan. Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran ⟮Denton, 2018⟯.
Ada beberapa model jurnal refleksi mingguan yang disarankan. Pada minggu ke-1 ini saya menggunakan model DEAL ⟮Description, Examination and Articulation of Learning⟯.
Berikut jurnal refleksi minggu ke-1 yang saya susun:
Pembelajaran yang dilaksanakan melalui LMS menggunakan alur MERRDEKA. Pada minggu pertama, pembelajaran dimulai dengan Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, dan Ruang Kolaborasi. Kegiatan Mulai dari Diri dilaksanakan dengan membuat tulisan reflektif kritis terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan dan tulisan yang berisi terhadap pembelajaran pada modul 1.1. Kegiatan Eksplorasi Konsep dilaksanakan dengan membaca tulisan tentang Ki Hadjar Dewantara dan menonton video menarik tentang kondisi pendidikan pada zaman kolonial, perjalanan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sejak pembentukan Perguruan Taman Siswa hingga pemikiran-pemikiran KHD tentang bagaimana menjadi manusia merdeka. Pada kegiatan Eksplorasi Konsep ini, saya menuliskan jawaban pertanyaan, komentar, maupun bertanya pada bagian Notes and Questions. Saya juga membuat tanggapan reflektif kritis dalam bentuk rekaman video pendek menggunakan handphone. Video ini saya buat untuk mengilustrasikan diri sebagai pembelajar merdeka yang menginternalisasi semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani”. Pada bagian ini juga dilaksanakan Forum Diskusi Refleksi Kritis tentang Pemikiran KHD di Ruang Diskusi Virtual bersama instruktur. Setelah pemaparan dan diskusi, dilakukan pengisian pendapat pada jamboard. Pembelajaran berikutnya adalah Ruang Kolaborasi, yaitu diskusi kelompok secara virtual mengenai Mendesain Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD. Topik yang didiskusikan adalah hal-hal positif dari pemikiran KHD yang juga ada pada budaya Bali, memilih salah satu profil pelajar Pancasila yang akan dikembangkandalam kerangka merdeka belajar, mengidentifikasi yang dimiliki oleh sekolah dan kelas yang mendukung ‘Merdeka Belajar’, dan membuat alur kerangka ‘Merdeka Belajar’. Kegiatan berikutnya dalam Ruang Kolaborasi adalah presentasi Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD secara virtual. Presentasi dilaksanakan dengan media poster yang digabungkan dengan aplikasi Anyflip.com. Setiap anggota kelompok mempunyai peran masing-masing, yaitu moderator, presenter, notulis, penanya, dan pemberi tanggapan. Kegiatan diskusi dipandu oleh fasilitator dengan sabar, dan dengan penuh perhatian memberikan jawaban dan masukan kepada CGP.
Dalam pembelajaran melalui LMS, saya mendapat banyak pengalaman yang diyakini dapat memberikan penguatan terhadap konsep merdeka belajar. Secara umum, kegiatan yang harus diikuti secara virtual dan tugas yang harus dikerjakan membuat saya lebih banyak berlatih membagi waktu untuk kegiatan yang menjadi prioritas. Hal ini dilakukan karena dalam satu hari ada beberapa kegiatan yang harus diikuti, seperti diskusi virtual, mengerjakan tugas di LMS, tugas sekolah ⟮mengajar, mengerjakan administrasi, membina siswa⟯, maupun kegiatan sosial kemasyarakatan, agar semua kegiatan dapat dilaksanakan tanpa ada yang tertinggal. Alur MERRDEKA dalam LMS memberikan pengalaman belajar baru yang melatih CGP untuk kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif yang nantinya dapat diterapkan dalam memfasilitasi siswa belajar di kelas. Pembelajaran yang telah berlangsung ini memberikan pengalaman belajar dan wawasan kepada saya tentang pemikiran KHD. Dengan pengalaman belajar dan wawasan yang diperoleh, akan menambah keyakinan diri untuk melaksanakan pembelajaran sesuai pemikiran KHD di kelas dan di sekolah sehingga dapat mewujudkan siswa merdeka belajar yang sesuai profil pelajar pancasila.
Semua yang telah saya pelajari dan dapatkan dalam pembelajaran tentang pemikiran KHD dalam pendidikan membawa banyak perubahan pada diri saya, terutama perubahan pola pikir. Sebelumnya, saya mengganggap siswa sebagai objek pendidikan yang dapat dibentuk sesuai kehendak guru. Dengan mempelajari pemikiran KHD, saya menempatkan siswa sebagai subjek pendidikan yang memiliki potensi beragam. Guru sebagai penuntun harus memberikan keteladanan. Siswa yang karakteristiknya beragam harus dipandang sebagai benih yang akan ditumbuhkan dan dirawat oleh guru dengan sebaik-baiknya agar tumbuh dengan subur, berbunga, dan berbuah. Siswa-siswi akan saya bina, ajar, dan fasilitasi sesuai potensinya agar memiliki budi pekerti, pikiran, dan keterampilan yang mempu mendukung kemandiriannya. Hal-hal yang mejadi kendala dalam pembelajaran akan disempurnakan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya. Misalnya pembagian waktu antara mempelajari LMS dan mengerjakan tugas CGP, mengerjakan tugas sekolah,maupun kegiatan sosial kemasyarakatan. Selain itu, dalam mengerjakan tugas mandiri diperlukan kemampuan literasi sehingga saya perlu meningatkan kemampuan literasi. Beberapa tugas juga membutuhkan keterampilan menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan, yang menjadi pemantik agar saya terus mengembangkan kemampuan menulis. Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak ini menjadikan saya lebih mengembangkan diri, dan saya akan menjadi penggerak komunitas sekolah dalam mewujudkan merdeka belajar.
Post a Comment for "Jurnal Refleksi Minggu Ke-1 Calon Guru Penggerak"